"Bangunan tidak hanya bergerak, tapi bergoyang," kata Gadi Sorilla, seorang dokter di sebuah rumah sakit Kota Tulunan, sekitar 25 kilometer dari titik pusat gempa, dikutip dari AFP.
Tak lama setelah itu, rumah sakit kedatangan sekitar 10 pasien, beberapa dari mereka mengalami luka di kepala.
Wali Kota Tulunan Reuel Limbungan mengatakan, balai kota tempatnya berkantor rusak parah. Pihak berwenang kota juga menerima banyak laporan korban luka.
Badan Survei Geologi AS (USGS) menyatakan, gempa utama diikuti oleh sejumlah gempa lebih kecil, termasuk bermagnitudo 5,8.
Akibatnya, warga takut kembali ke rumah karena khawatir guncangan berikutnya akan merobohkan tempat tinggal mereka.
Pulau Mindanao di Filipina selatan belum senepuhnya pulih pascagempa M6,4 yang terjadi pada 16 Oktober, menewaskan sedikitnya lima orang dan merusak puluhan bangunan.
"Kami masih menampung 570 orang di pusat evakuasi (gempa sebelumnya). Dengan gempa ini, kami akan menerima lebih banyak pengungsi," kata Zaldy Ortiz, seorang perwira tim penyelamat darurat setempat.