Situasi serupa juga terjadi pasca-gencatan sejata pada 20 Oktober. Serangan rudal dan artileri kembali dilesakkan kedua pihak, bahkan menyasar permukiman sipil.
Gagalnya tiga gencatan senjata yang dimediasi dua negara adidaya ini menimbulkan kekhawatiran meluasnya konflik, melibatkan dua kekuatan besar yakni Turki dan Rusia. Turki menegaskan dukungannya terhadap Azerbaijan.
Selain itu konflik ini menyebabkan jatuhnya banyak korban, termasuk warga sipil. Presiden Rusia Vladimir Putin menduga konflik yang sudah berlangsung sebulan lebih ini telah menewaskan setidaknya 5.000 orang.