Komunitas internasional berupaya mencegah perang Armenia dan Azerbaijan yang bisa meluas, kemungkinan melibatkan kekuatan Turki, yang merupakan sekutu Azerbaijan, serta Rusia, yang memiliki perjanjian pakta pertahanan dengan Armenia.
Selain itu, wilayah konflik berada dekat dengan jaringan pipa minyak dan gas dari Azerbaijan ke pasar internasional.
Kementerian pertahanan Nagorno-Karabakh yang dikuasai separatis Armenia menyatakan, hingga Selasa 1.009 orang tewas. Sementara Azerbaijan tidak mengungkap korban dari pihak militer. Meski demikian Rusia memperkirakan setidaknya 5.000 orang dari kedua pihak tewas sejak pertempuran pecah pada 27 September.
Sesuai hukum internasional, Nagorno-Karabakh merupakan wilayah Azerbaijan, namun etnis Armenia mengklaimnya berdasarkan catatan sejarah.