Sementara, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Armenia, Shushan Stepanyan mengatakan, Azerbaijan kini secara intensif menembaki front selatan. Armenia juga mengklaim musuh menderita kerugian besar tenaga dan peralatan militer. Akan tetapi, negara itu tidak memberikan perincian lebih lanjut atas kerugian yang dialami Azerbaijan.
Setelah 11 jam pembicaraan antara menteri luar negeri Armenia dan Azerbaijan di Moskow, kedua negara bekas Uni Soviet itu pada Sabtu (10/10/2020) pagi menyetujui gencatan senjata kemanusiaan. Akan tetapi, gencatan senjata itu nyatanya belum berlangsung sampai sekarang.
Kedua belah pihak saling menuduh lawan melakukan penembakan intensif di daerah-daerah sipil dan meningkatkan bentrokan sengit selama dua minggu.
Perang antara Armenia dan Azerbaijan pada 1990-an menyebabkan kematian sekitar 30.000 jiwa. Perang kala itu berakhir dengan gencatan senjata pada 1994. Namun, langkah tersebut tidak memberikan solusi jangka panjang untuk konflik kedua negara.
Sekarang, hampir 500 orang—termasuk lebih dari 60 warga sipil—tewas dalam bentrokan yang terjadi sejak bulan lalu. Data tersebut berdasarkan jumlah korban yang dihitung kedua belah pihak.