BERLIN, iNews.id – Kanselir Jerman Olaf Scholz menyatakan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak memiliki rencana untuk mengupayakan pergantian kekuasaan di Rusia. Hal itu disampaikan Scholz, menyusul pernyataan Presiden AS Joe Biden tentang Presiden Rusia Vladimir Putin, akhir pekan lalu.
Biden mengatakan bahwa Putin tidak bisa terus menjadi pemimpin Rusia lantaran kebijakannya menyerang Ukraina. Hal itu diutarakan kepala negara Amerika Serikat itu di ibu kota Polandia, Warsawa, Sabtu (26/3/2022).
“(Pergantian rezim di Ruisa) ini bukan tujuan NATO, juga bukan tujuan presiden AS,” kata Scholz dalam sebuah wawancara dengan lembaga penyiaran Jerman, ARD, Senin (28/3/2022).
Dia mengaku telah membahas masalah tersebut dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih. Kedua pemimpin sepakat bahwa pergantian rezim di Rusia bukanlah tujuan kebijakan NATO.
Scholz menjelaskan, Jerman mendukung penyebarluasan demokrasi di dunia ini. Akan tetapi, dia juga percaya bahwa proses itu mesti dikembalikan kepada masing-masing rakyat dan bangsa untuk memperjuangkannya.
Kanselir Jerman itu juga mengatakan, Jerman akan berupaya menghilangkan ketergantungan pada impor energi Rusia.
Pada Minggu (27/3/2022), sejumlah anak buah Biden juga sibuk membuat klarifikasi atau ralat atas pernyataan Biden yang menyebut Putin tidak bisa lagi terus berkuasa di Rusia. Beberapa di antaranya adalah Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dan Duta Besar AS untuk NATO, Julianne Smith.