Konflik ini menyoroti perbedaan kepentingan mendasar antara Saudi dan UEA di Yaman. Saudi secara konsisten mendukung pemerintahan sah Yaman, sementara UEA selama ini menjalin hubungan erat dengan kelompok-kelompok bersenjata lokal, termasuk STC, dengan dalih memerangi terorisme dan menjaga stabilitas wilayah selatan.
Kepala Dewan Kepresidenan Yaman, Rashad Al Alimi, sebelumnya meminta bantuan Saudi untuk menindak kelompok separatis yang kian agresif. Dia menuduh UEA mengarahkan STC untuk memberontak dan meningkatkan eskalasi, terutama di wilayah Hadhramaut yang kaya sumber daya alam.
Awal bulan ini, STC melancarkan serangan untuk menguasai sejumlah provinsi strategis. Kelompok yang bersekutu dengan STC bahkan mengklaim telah mengendalikan delapan provinsi dan kembali menggaungkan tuntutan pemisahan Yaman selatan sebagai negara merdeka.
Masuknya kelompok separatis ke Hadhramaut memperumit konflik Yaman yang selama ini berfokus pada perlawanan terhadap kelompok Houthi yang didukung Iran. Perebutan wilayah kaya minyak ini dikhawatirkan tidak hanya memperpanjang perang, tetapi juga memecah konsentrasi koalisi yang sebelumnya bersatu.