GAZA, iNews.id – Sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam, pada Sabtu (23/3/2024) menyatakan seorang tawanan Israel berusia 34 tahun telah meninggal di Gaza. Tawanan itu menemui ajal karena kekurangan obat-obatan dan makanan.
Pemulangan para tawanan Israel menjadi isu utama dalam negosiasi gencatan senjata antara Hamas dan pemerintah zionis. Para tawanan tersebut sudah lima bulan lebih disandera kelompok pejuang Palestina itu di Gaza.
Hamas pada awalnya menawan sekitar 250 warga Israel dan orang asing dalam serangan 7 Oktober lalu. Namun, puluhan orang dibebaskan selama gencatan senjata sementara yang berlangsung selama sepekan pada November.
Israel yakin, sekitar 130 warga mereka masih ditawan di Gaza. Sebanyak 33 orang di antaranya diperkirakan tewas, terdiri atas delapan tentara dan 25 warga sipil.
Seorang pejabat Hamas mengatakan kepada AFP pada Sabtu bahwa ada perbedaan besar antara kelompoknya dan Israel dalam perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza. Hal itu menyebabkan negosiasi menjadi sulit.
Dia mengatakan, Israel memahami betul kelonggaran yang ditunjukkan oleh Hamas dan menganggapnya sebagai kelemahan. Karena itu, rezim zionis pun terus menolak untuk menyetujui gencatan senjata yang permanen di Gaza. Israel tak ingin menarik pasukan dari wilayah kantong Palestina itu.
“Musuh (Israel) menginginkan gencatan senjata sementara, dan setelah itu mereka dapat melanjutkan agresinya terhadap rakyat kami (di Gaza),” kata pejabat Hamas itu.