Siswa rata-rata hanya mendapat pendidikan seks selama tiga jam dalam satu tahun. Ketika itu 60 persen siswa belajar tentang pencegahan HIV, dan hanya 80 persen yang belajar bagaimana menggunakan kondom; demikian menurut survei terbaru terhadap 134 sekolah yang dilakukan oleh LegCo.
“Yang kita lihat adalah situasi yang sangat tidak berimbang. Sebagian sekolah mungkin memberikan pendidikan seks komprehensif dengan jam pelajaran yang cukup, lainnya tidak memberikan pelajaran ini sama sekali,” ujar Julia Sun, Direktur Sticky Rice Love, sebuah forum online untuk isu-isu pendidikan seks.
Sikap Warga Hong Kong terhadap Seks Tergolong Konservatif
Sama seperti sebagian besar negara-negara di Asia, sikap Hong Kong terhadap seks juga cukup konservatif. Situs Sticky Rice Love menyatakan warga Kota Hong Kong jarang bicara tentang seks dan kalau pun ada, maka pembicaraan lebih pada soal “hal memalukan” dan “dosa.”
Organisasi-organisasi seperti Sticky Rice Love kerap diundang ke sekolah-sekolah untuk memberikan pendidikan seks namun apa yang diizinkan untuk dibahas di sekolah benar-benar harus sesuai dengan pedoman pemerintah.
Sun mengatakan, banyak sekolah sangat ingin bicara tentang bagaimana mencegah kehamilan, terutama menekankan seruan untuk tidak berhubungan seks. Namun sekolah-sekolah ini jadi melewatkan pelajaran penting seperti soal perkembangan emosi, komunikasi dan persetujuan untuk melakukan hubungan seks.