“Omong kosong. Tidak ada semenit pun di antara kami yang menerima penilaian tersebut, dan kami mulai memikirkan apa yang akan kami lakukan sebagai pembalasan,” kata Burke, kepada Radio ABC, Rabu (27/8/2025).
Ketegangan ini menambah panjang deretan gesekan diplomatik Australia-Israel. Sebelumnya, Netanyahu menyerang Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dengan menyebutnya sebagai politisi lemah dan pengkhianat Israel, setelah Canberra menegaskan rencana mengakui negara Palestina pada Sidang Umum PBB mendatang.
Meski diwarnai tekanan, Australia tetap berkomitmen bersama sejumlah negara Barat lain, termasuk Prancis, Inggris, Kanada, dan Portugal, untuk mengumumkan pengakuan resmi atas Palestina di forum internasional tersebut.