Udrekh menyebut kejadian ini, digabungkan dengan gerakan lempeng secara tiba-tiba ke arah utara, hampir dipastikan menimbulkan tsunami.
"Ketika kami mencocokkan data bathymetric sebelum dan sesudah (tsunami), kami bisa melihat bahwa hampir semua bagian dasar laut di dalam teluk menjadi anjlok. Dan dari data ini, kami juga bisa memantau (pergerakan) ke utara. Dengan demikian, sebenarnya, ada pergeseran vertikal dan horisontal," kata Udrekh, kepada BBC, Selasa (11/12/2018).
Apakah fenomena ini cukup menjelaskan ukuran tsunami, masih dipertanyakan.
Sebab bukti pada data menunjukkan adanya beberapa longsor bawah air. Ini juga dapat menjadi faktor penentu.
Kemungkinan lainnya adalah gerakan dasar laut yang mengarah ke atas di sebuah kawasan dekat Palu, tempat patahan sesar geser terpecah ke jalur berlainan. Pergerakan secara bersamaan pada kedua jalur boleh jadi menekan lempengan yang berada di antaranya.
"Kejadian ini sangat tidak umum, namun tektonik memberitahu kita bahwa ini bisa terjadi lagi," kata Finn Lovholt dari Norwegian Geotechnical Institute.