"Tapi mungkin itu beda bagi mahasiswa dari (daratan) mainland (China) yang merasa adanya kebutuhan untuk 'melindungi kampung halaman mereka'," papar mahasiswa jurusan ilmu komputer ini.
Walaupun dia menerima imbauan keselamatan dari Konsulat Jenderal Republik (KJRI) Indonesia di Hong Kong, Maxi mengaku keinginannya untuk pulang lebih disebabkan alasan sepinya kegiatan.
"Bosan kuliahnya kosong."
"Untuk HKUST sendiri mahasiswa Indonesia ada sekitar 180 orang, belum termasuk mahasiswa pascasarjana."
"Tapi sudah pulang semua rata-rata sejak kuliah diliburkan," katanya.
Perwakilan Pemerintah Indonesia di Hong Kong memang meminta para mahasiswa Indonesia di sana tetap tenang selama kerusuhan berlangsung.
Dalam imbauan tertulisnya yang diterima ABC, KJRI juga mengimbau mahasiswa menjauhi lokasi demo.