Pada saat yang sama, India mengalami gelombang panas yang memecahkan rekor. Cuaca ekstrem ini merusak hasil panen sehingga menghambat produksi gandum.
Meskipun merupakan produsen gandum terbesar kedua di dunia, India mengonsumsi sebagian besar produk yang dihasilkan tersebut. Sebagian besar yang lain diekspor ke negara-negara berkembang lainnya seperti Indonesia, Filipina dan Thailand.
Terlepas dari masalah dengan cuaca yang merusak panen, stok gandum India telah mengalami masalah karena harus mendistribusikannya secara gratis kepada sekitar 800 juta orang selama pandemi.
Untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan, pemerintah membutuhkan sekitar 25 juta ton (27,5 juta ton AS) gandum setiap tahun untuk program kesejahteraan pangan ekstensif. Program ini biasanya memberi makan lebih dari 80 juta orang.