Inggris merupakan salah satu dari beberapa negara sekutu dekat Israel yang mendapat tekanan kuat untuk menghentikan ekspor senjata ke negara Yahudi itu.
Perusahaan-perusahaan Inggris menjual senjata dan komponen dalam jumlah yang relatif kecil ke Israel. Pada awal tahun ini, pemerintah menyatakan ekspor militer ke Israel senilai 42 juta poundsterling atau sekitar Rp856 miliar sepanjang 2022.
Campaign Against Arms Trade (CAAT) menyatakan, sejak 2008 Inggris telah memberikan lisensi ekspor senjata ke Israel senilai total 574 juta poundsterling. Sebagian besar dari lisensi tersebut untuk komponen jet tempur buatan AS.
Perdana Menteri Rishi Sunak mengklaim negaranya memberlakukan izin ekspor sangat hati-hati seraya menegaskan Israel harus bertindak sesuai dengan hukum humaniter internasional.
Pemerintah juga sedang mempersiapkan penilaian yang akan memberi saran tentang risiko pelanggaran hukum internasional oleh Israel dalam tindakannya mulai awal 2024.
Meski demikian seorang sumber pejabat senior pemerintah menegaskan Inggris tak akan memberlakukan embargo senjata kepada Israel.