Sejak saat itu, Rusia mempertahankan moratorium sepihak sebagai bentuk tanggung jawab strategis. Namun, kini Rusia menyatakan moratorium tersebut tak lagi relevan.
“Keputusan mengenai parameter spesifik dari respons Rusia akan dibuat oleh pimpinan tertinggi negara, berdasarkan analisis atas pengerahan rudal AS dan sekutunya serta situasi strategis secara keseluruhan,” jelas Kemlu Rusia.
Rusia Siap Kembangkan Rudal Baru
Presiden Vladimir Putin sendiri telah memberikan sinyal sejak November 2025 bahwa Rusia tengah mengembangkan kembali rudal jarak menengah dan pendek, sebagai bentuk penyeimbang atas ancaman militer AS. Kremlin bahkan menyatakan tidak menutup kemungkinan pengerahan senjata tersebut di kawasan Asia-Pasifik, jika tekanan dari Washington dan sekutunya terus meningkat.
Putin juga memperingatkan bahwa kehancuran perjanjian INF dan kerangka kerja pengendalian senjata nuklir lainnya dapat mengikis keamanan global secara signifikan.