"Bantuan asing yang diharapkan, diprioritaskan adalah pesawat terbang, pesawat angkut seperti C-130 atau sejenisnya, tenda pengungsi, alat pengolahan air, genset, rumah sakit lapangan, dan peralatan medisnya," kata Arrmanatha.
Menurut Arrmanatha, hingga saat ini, sudah ada 18 negara dan dua organisasi internasional yang sudah memberikan daftar bantuan secara konkret, termasuk AS, Prancis, Turki, dan Arab Saudi. Dia mengatakan, pesawat yang membawa bantuan kemanusiaan dari Singapura dan India sudah mendarat di Balikpapan dan Palu.
Sejauh ini, kata dia, sebanyak 13 negara mendapat izin masuk untuk membawa bantuan kemanusiaan bagi korban gempa-tsunami di Donggala dan Palu. Kendati demikian, tidak otomatis pesawat dari 13 negara yang sudah mendapat izin bisa langsung masuk, sebab harus terlebih dahulu melihat kapasitas di bandar udara di Balikpapan, Palu, atau Makassar.
Arrmanatha menekankan, bantuan berupa pesawat angkut militer tetap dibolehkan masuk namun dengan jumlah personel terbatas.
Lebih lanjut, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan, sebagian negara menyatakan akan mengucurkan dana tunai. Uni Eropa misalnya mejanjikan 1,5 juta euro atau sekitar Rp26 milliar. Mereka juga akan mengirim tenaga medis dan membantu memetakan wilayah yang terkena dampak bencana dengan satelit.