Manajer umum Aramco, Fahad Abdulkareem, mengatakan, saat serangan ada 200 sampai 300 pekerja di dalam fasilitas minyak. Beruntung tak ada satu pun yang menjadi korban.
"Ada 200 hingga 300 orang di dalam fasilitas ini. Semuanya sudah terjadi, empat serangan dan ledakan, tanpa satu pun dari mereka yang mengalami luka," kata Fahad, dikutip dari AFP.
Fahad melanjutkan, pipa logam yang penyok tersebut seharusnya dalam posisi berdiri. Namun akibat serangan, pipa ambruk dan berserakan di lokasi. Ada beberapa pipa seperti itu yang hancur.
Namun Fahad dan para manajer Aramco lainnya optimistis produksi minyak dapat pulih sepenuhnya pada akhir September 2019. Para pekerja berusaha keras memulihkan kembali aktivitas di fasilitas Khurais.
"Tim darurat dibentuk untuk memulihkan kembali fasilitas dan aktivitas serta minyak mentah. Dalam 24 jam, 30 persen dari fasilitas ini sudah berproduksi," ujarnya.