MOSKOW, iNews.id - Badan intelijen Rusia SVR menyebut pemimpin Katolik dunia periode 1939-1958, Paus Pius XII, sudah mengetahui rencana Nazi Jerman menyerang Uni Soviet. Disebutkan, saat itu Vatikan meminta para jesuit untuk pindah ke perbatasan sehingga akan mudah keluar dari Soviet begitu serangan terjadi.
"Pada Rabu, 23 April, ada pertemuan rahasia antara 400 jesuit dan Paus, yang menginstruksikan mereka untuk meningkatkan aktivitas di timur. Jesuit di negara-negara Baltik, Ukraina Barat, dan Belarusia diperintahkan untuk secara bertahap bergerak ke perbatasan karena serangan Jerman terhadap Uni Soviet diperkirakan segera terjadi setelah penyelesaian masalah Timur," bunyi pernyataan SVR, dikutip dari Sputnik, Selasa (20/12/2022).
Masalah Timur yang dimaksud adalah ketidakstabilan politik dan ekonomi di Kesultanan Utsmaniyah dari akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-20. Selain itu juga terkait dengan persaingan antara kekuatan-kekuatan besar Eropa pasca-runtuhnya kekhalifahan Utsmaniyah.
Pernyataan itu disampaikan SVR bertepatan dengan ulang tahunnya ke-102 hari ini.
SVR didirikan pada 1920, beroperasi sebagai badan intelijen Rusia untuk luar negeri. Tugasnya melakukan aktivitas intelijen dan spionase di luar negeri, menegosiasikan kerja sama kontraterorisme, dan mengatur pembagian informasi intelijen dengan badan serupa negara lain.