"Tiga puisi karya Sapardi Djoko Damono itu, Hujan Bulan Juni, Hatiku Selembar Daun, dan Aku Ingin, bernuansa minor dan mengundang haru pendengar. Apalagi, yang melantunkannya adalah para siswa SRIT dari berbagai latar belakang, termasuk anak-anak dari perkawinan campur Indonesia-Jepang," kata Yeni Nuraeni.
Berkaitan dengan internasionalisasi bahasa Indonesia, Kepala SRIT Ari Driyaningsih, mengaku sangat perhatian atas isu tersebut. Oleh karena itu, momentum festival Bulan Bahasa, khususnya bahasa Indonesia, tahun ini mengusung tema penghormatan (tribute) untuk Sapardi Djoko Damono yang karya-karyanya dikenal sangat sederhana sekaligus liris.
"Kami ingin menyajikan keindahan bahasa dan sastra Indonesia ke hadirin yang beberapa di antaranya berkewarganegaraan Jepang," kata Kepala SRIT.
Pertunjukan seni dalam festival Bulan Bahasa di SRIT, ujar Ari Driyaningsih, menjadi salah satu bukti bahwa bahasa dan sastra Indonesia dipelajari secara sungguh-sungguh. Bahkan, karya sastra Indonesia juga diapresiasi, bukan hanya lewat interpretasi, melainkan juga melalui pertunjukan karya seni.
"Kami ingin para siswa SRIT tidak hanya menguasai bahasa asing, tetapi juga mengutamakan bahasa Indonesia yang kini sedang diusung menjadi bahasa internasional," ujar Ari Driyaningsih.