Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif sebelumnya mengatakan, Presiden AS Donald Trump mungkin sedang mencari alasan untuk menyerang Iran di hari-hari terakhirnya masa jabatannya. Selain itu musuhnya di kawasan, Israel, juga mungkin memprovokasi untuk perang.
Latihan ini berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS atau 2 hari setelah peringatan setahun pembunuhan komandan pasukan elite Quds, Korps Garda Revolusi, Qasem Soleimani, akibat serangan drome AS di bandara Baghdad, Irak.
Sementara para pejabat AS mengatakan kepada Reuters, Iran mengalami perkembangan dalam teknologi drone militernya. Pesawat drone Iran bisa menjatuhkan amunisi serta melakukan bom bunuh diri secara presisi.
Iran mengembangkan industri persenjataan dalam negeri saat negara itu menghadapi sanksi internasional dan embargo. Sanksi tersebut sudah dicabut pada Oktober lalu setelah langkah AS untuk menjegalnya di PBB gagal.