Pada Sabtu (30/11/219), pasukan Israel menembak mati seorang Palestina di barat daya Hebron, dengan tentara mengatakan dia merupakan satu dari tiga pria yang melemparkan bom bensin ke sebuah kendaraan militer.
Sekitar 800 pemukim Israel tinggal di kota kuno itu di bawah perlindungan militer yang berat, di tengah sekitar 200.000 warga Palestina.
Pengumuman Minggu ini mengatakan proyek pembangunan baru itu direncanakan akan "menggandakan" jumlah penduduk Yahudi di kota.
Pejabat senior Palestina Saeb Erekat mengatakan, proyek baru itu adalah hasil dari keputusan Amerika Serikat (AS) bulan lalu untuk tidak lagi menganggap permukiman Israel ilegal.
Rencana Bennett, tulisnya dalam bahasa Inggris di Twitter, "adalah hasil nyata pertama dari keputusan AS untuk melegitimasi penjajahan."