YERUSALEM, iNews.id – Kementerian Pertahanan Israel pada Selasa (2/3/2021) menyatakan maksud untuk mengembangkan kerja sama di bidang keamanan dengan negara-negara di Teluk Arab yang kini menjadi sekutu barunya. Keinginan itu didorong oleh keprihatinan yang sama tentang Iran.
Sebelumnya, beberapa negara Arab telah menjajaki normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel di bawah Perjanjian Abraham, seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain. Atas pemulihan hubungan yang difasilitasi Amerika Serikat itu, Israel dan UEA pun mengusulkan kerja sama pertahanan dan militer.
Dalam kunjungan ke perbatasan Israel-Gaza, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan, negaranya sedang mempertimbangkan perjanjian pertahanan dengan sejumlah negara Teluk. Hubungan keamanan di antara mereka pun akan terus diupayakan.
“Saya belum melihat ini akan menjadi sebuah pakta pertahanan, tetapi kami berniat mengembangkan hubungan pertahanan dengan setiap negara yang memiliki hubungan dengan kami,” kata Gantz, dikutip dari Reuters, Rabu (3/2/2021).
Dia mengatakan, pihaknya bersedia menyiapkan pengaturan keamanan khusus, yang akan mengatur hubungan kerja sama di bidang keamanan. Gantz belum menjelaskan secara perinci apa saja yang akan dicapai oleh pengaturan kerja sama tersebut.
Kendati demikian, dia mengisyaratkan bahwa Israel tidak akan menentang penjualan kebutuhan pertahanan antara AS dengan negara Teluk Arab, seperti pengiriman 50 jet siluman Lockheed Martin F-35 ke UEA. Kesepakatan itu sedang ditinjau oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden.