TEL AVIV, iNews.id - Israel diguncang demonstrasi besar, kali ini ratusan ribu orang turun ke jalan di penjuru negara itu pada Sabtu (25/2/2023) malam untuk memprotes reformasi peradilan.
Surat kabar Times of Israel menyebut, demonstrasi diikuti sekitar 130.000 sampai 160.000 orang yang berkumpul di Tel Aviv saja. Puluhan ribu orang lainnya juga mengikuti demonstrasi serupa di wilayah lain. Demonstrasi di Tel Aviv dipusatkan di Persimpangan Kaplan, dekat kompleks pemerintah.
The Jerusalem Post melaporkan, setidaknya 21 orang ditangkap dalam demonstrasi di Jalan Ayalon. Selain itu petugas kepolisian terpaksa memblokir beberapa jalan di Tel Aviv selama beberapa jam.
Parlemen Israel, Knesset, pada Senin lalu menyetujui reformasi peradilan bagian pertama. Di antara poin sensitif dalam reformasi itu adalah membatasi kewenangan Mahkamah Agung, sebaliknya memberikan peran kabinet untuk memilih hakim baru. Selain itu Knesset akan punya hak untuk mengesampingkan putusan pengadilan melalui mekanisme mayoritas mutlak.
Reformasi peradilan ini memicu kecaman dan penolakan sejak awal, namun tak digubris pemerintah. Bahkan demonstrasi menentang reformasi ini sudah berlangsung sejak 8 pekan lalu. Massa berpendapat aturan yang baru bisa merusak demokrasi Israel serta menempatkan Negara Yahudi itu di ambang krisis sosial dan konstitusional.
Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Tuerk mengungkapkan keprihatinannya terkait reformasi peradilan yang digaungkan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu. Alasannya aturan itu bisa berdampak negatif terhadap hak-hak kelompok rentan. Dia mendesak agar pemberlakuannya ditangguhkan.