TEL AVIV, iNews.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan mengajukan rancangan undang-undang (RUU) untuk mewajibkan warga Yahudi ultra-Ortodoks mengikuti wajib militer. Perekrutan warga Yahudi ultra-Ortodoks ke dalam militer sudah menjadi perdebatan sejak lama.
Israel menghadapi perang terpanjang sejak puluhan tahun menghadapi para pejuang Palestina di Jalur Gaza. Sebelumnya Israel telah memperketat aturan wajib militer.
Kantor perdana menteri Israel, Rabu (15/5/2024), menyatakan Netanyahu berusaha menjembatani perpecahan sosial dan politik terkait kontroversi keterlibatan Yahudi ultra-Ortodoks di militer. Dia kembali meminta dukungan kepada semua pihak di parlemen yang sebelumnya telah mendukung RUU tersebut.
Keterlibatan Yahudi ultra-Ortodoks di militer semakin intensif dibahas tahun ini di tengah perang di Gaza serta front lain. Israel kehilangan lebih dari 600 tentara sejak perang melawan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan ribuan lainnya luka.
Sebagian besar tentara Zionis yang tewas merupakan kalangan sekuler yang mengikuti wajib militer.