“Rezim (Israel) ini memiliki catatan kelam yang panjang dalam menyerang navigasi komersial dan kapal-kapal sipil,” tulis Ershadi.
Komentar Ershadi itu mengacu pada perang bayangan yang sedang berlangsung di perairan Timur Tengah sejak 2019 yang telah menyebabkan kapal-kapal yang terkait dengan Iran dan Barat diserang.
“Dalam waktu kurang dari dua tahun, rezim (Israel) ini telah menyerang lebih dari 10 kapal komersial yang membawa minyak dan barang-barang kemanusiaan yang ditujukan ke Suriah,” tutur diplomat perempuan itu.
Serangan terhadap kapal-kapal di perairan Timur Tengah mulai marak sejak setahun setelah Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik Washington DC dari Kesepakatan Nuklir Iran 2015. Perjanjian yang diteken bersama negara-negara kekuatan dunia itu semestinya dapat membuat Iran membatasi pengayaan uraniumnya, dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
Presiden Joe Biden mengatakan, dia bersedia untuk membawa AS bergabung kembali dengan kesepakatan itu. Akan tetapi, pembicaraan untuk menyelamatkan kesepakatan itu terhenti di Wina.