GAZA, iNews.id - Kelompok perlawanan Palestina Hamas memperingatkan Israel telah menempatkan gencatan senjata yang telah berlangsung selama 5 pekan dalam bahaya. Pernyataan itu disampaikan lantaran Israel menunda pembebasan 620 tahanan Pelestina yang seharusnya berlangsung pada Sabtu (22/2/2025) sebagai bagian dari pertukaran tahanan gelombang ketujuh.
Kesepakatan gencatan senjata tahap pertama yang berlangsung selama 42 hari akan berakhir pada awal Maret. Sementara itu pembicaraan kesepakatan gencatan senjata tahap kedua belum dimulai.
Pejabat senior Hamas Basem Naim mengatakan, penundaan pembebasan akan membuat seluruh kesepakatam berada dalam bahaya besar.
Dia mendesak para mediator, terutama Amerika Serikat, menekan pemerintah Israel untuk memenuhi kesepakatan sebagaimana adanya serta segera membebaskan tahanan.
Sejak kesepakatan gencatan senjata tahap pertama berlaku pada 19 Januari, Hamas telah membebaskan 25 sandera Israel dalam kondisi hidup dan enam dalam kondisi tewas. Berdasarkan kesepakatan, Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina.