Dia juga mengutuk perilaku Israel terhadap Palestina, meminta rakyat dan pemerintah Sudan untuk mengesampingkan perbedaan mereka dan bekerja sama untuk persatuan dan persaudaraan.
Akhundzada merupakan cendekiawan Islam yang jarang muncul di depan umum atau meninggalkan jantung Taliban di Provinsi Kandahar. Dia dikelilingi ulama lain dan sekutu yang menentang pendidikan dan bekerja untuk perempuan.
Akhir-akhir ini, Akhundzada tampaknya mengambil peran yang lebih kuat dalam mengarahkan kebijakan dalam negeri, melarang pendidikan anak perempuan setelah kelas enam. Taliban juga melarang perempuan Afghanistan dari kehidupan dan pekerjaan publik, terutama untuk organisasi nonpemerintah dan PBB.
Terlepas dari janji awal pemerintah untuk lebih moderat daripada selama masa kekuasaan mereka sebelumnya pada 1990-an, Taliban telah memberlakukan tindakan keras sejak merebut Afghanistan pada Agustus 2021 ketika pasukan AS dan NATO menarik diri.
Mereka telah melarang perempuan berada di ruang publik, seperti taman dan pusat kebugaran, dan menindak kebebasan media. Langkah-langkah tersebut telah memicu kegemparan internasional. Sanksi internasional meningkat di saat ekonomi Afghanistan runtuh dan memperburuk krisis kemanusiaan.