Ini merupakan serangan besar pertama di ibu kota Afghanistan sejak Presiden Donald Trump membatalkan pembicaraan dengan Taliban secara tiba-tiba pada akhir pekan lalu. Padahal kedua pihak sudah berada di ambang kesepakatan untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung 18 tahun itu.
Beberapa hari setelah membatalkan pertemuan, Trump mengatakan bahwa pembicaraan damai dengan Taliban telah mati. Dia beralasan penghentian kesepakatan damai dipicu kematian seorang tentara AS dalam ledakan di Kabul.
Selama hampir 18 tahun, jumlah pasukan AS di Afghanistan sempat mencapai 100.000 orang namun ditarik secara drastis setelah pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden terbunuh dalam operasi di Pakistan pada 2011.
Saat ini hanya ada sekitar 14.000 tentara AS di Afghanistan.
11 September merupakan hari yang sensitif di Kabul di mana saat itu biasanya terjadi serangan bom. Invasi ke Afghanistan yang dipimpin AS tak lama setelah serangan 11 September 2001 bertujuan untuk menggulingkan Taleban, kelompok militan yang dituduh menyembunyikan Osama bin Laden.