TEHERAN, iNews.id – Serangan udara Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, awal pekan ini menewaskan tujuh perwira republik Islam tersebut. Salah satu perwira yang terbunuh itu adalah Komandan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Mohammad Reza Zahedi.
Dewan Koalisi Pasukan Revolusi Islam Iran mengungkapkan, Zahedi ternyata turut mengambil bagian dalam perencanaan Operasi Banjir al-Aqsa, yang diluncurkan para pejuang Hamas di Israel Selatan pada 7 Oktober lalu.
“Peran strategis Syahid Zahedi dalam membentuk dan memperkuat front perlawanan (Hamas) serta merancang dan melaksanakan operasi Banjir al-Aqsa adalah salah satu kehormatan besar, yang akan mengabadikan upaya diam-diam panglima besar ini di halaman-halaman kejayaan (sejarah) perjuangan melawan rezim pendudukan (Israel),” ungkap dewan tersebut dalam sebuah pernyataan, Jumat (5/4/2024).
Dewan Koalisi Pasukan Revolusi Islam Iran adalah koalisi partai-partai konservatif yang dekat dengan Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei. Dewan tersebut memenangkan sebagian besar kursi dalam pemilihan anggota parlemen dan pemilihan Majelis Ahli Iran yang diadakan pada 1 Maret lalu.
Pada 7 Oktober 2023, para pejuang Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dari Gaza lewat operasi yang disebut “Banjir al-Aqsa”. Serangan tersebut menewaskan 1.200 orang Israel. Hamas juga menawan sekitar 240 penduduk zionis lainnya pada waktu itu.
Israel lalu melancarkan serangan balik, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina itu dengan tujuan untuk melenyapkan Hamas dan menyelamatkan para tawanan. Sampai sejauh ini, lebih dari 33.000 warga sipil Palestina gugur akibat serangan brutal zionis di Jalur Gaza.