Sementara pesawat pengebom jarak jauh Rusia, hanya 10 persen yang rusak dalam serangan itu. Artinya Rusia masih memiliki banyak armada.
Freuding menilai serangan Ukraina itu tak akan memengaruhi kemampuan Rusia dalam melakukan serangan jarak jauh ke Ukraina, mengingat masih ada 90 persen pesawat pengebom strategis yang bisa meluncurkan rudal dan menjatuhkan bom.
"Tetapi, tentu saja, ada dampak tidak langsung karena pesawat yang tersisa harus melakukan lebih banyak serangan mendadak, berarti mereka akan lebih cepat lelah, dan, yang terpenting, ada dampak psikologis yang besar," ujarnya.
Dua pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan kepada Reuters, serangan drone kamikaze Ukraina diperkirakan berdampak kepada 20 pesawat militer Rusia, sebanyak 10 di antaranya hancur.
Para pakar mengatakan butuh waku bertahun-tahun bagi Rusia untuk mengganti pesawat-pesawat yang hancur dan rusak tersebut.