“Politbiro belum mencalonkan Menteri Keamanan Publik yang baru, dan oleh karena itu Majelis Nasional (Parlemen Vietnam) tidak akan melakukan pemungutan suara untuk pemberhentian jabatan ini pada sidang mendatang,” kata Cuong pada konferensi pers pada Minggu (19/5/2024).
Lam secara luas dianggap sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di Vietnam. Dia dipilih oleh Komite Sentral Partai Komunis Vietnam pada awal pekan ini. Namun pihak berwenang dan media pemerintah di sana baru mengumumkan penunjukannya pada Sabtu (18/5/2024) kemarin.
Presiden hanya memegang peran seremonial atau simbolik di Vietnam. Kendati demikian, jabatan tersebut menjadi salah satu dari empat posisi politik teratas di negara itu. Adapun tiga jabatan lainnya yaitu sekretaris jenderal (pemimpin) Partai Komunis, perdana menteri, dan ketua Majelis Nasional.
Banyak pengamat melihat penunjukan Lam sebagai langkah yang memungkinkannya untuk menjadi pemimpin partai (jabatan tertinggi di Vietnam) berikutnya. Sementara masa jabatan pemimpin partai saat ini berakhir pada 2026, atau bahkan bisa lebih cepat lagi jika Sekretaris Jenderal Nguyen Phu Trong yang sudah lanjut usia mengundurkan diri sebelum mandat ketiganya berakhir.
Selain menunjuk Lam sebagai presiden, Partai Komunis Vietnam juga menunjuk Tran Thanh Man (61) sebagai ketua baru Majelis Nasional. Thanh Man akan menggantikan Vuong Dinh Hue yang mengundurkan diri dari jabatan ketua parlemen itu bulan lalu karena “pelanggaran” yang tidak dijelaskan. Man sendiri saat ini menjabat sebagai wakil ketua parlemen sejak 2021.
Pencalonan Lam dan Man mendapat dukungan luas dari Komite Sentral Partai Komunis Vietnam, menurut pemerintah dalam sebuah pernyataan.