"Kecelakaan seperti itu memicu kecemasan besar bagi masyarakat di wilayah tersebut dan kami meminta AS agar melanjutkan penerbangan Osprey di Jepang setelah pesawat dipastikan aman," kata Kihara, dikutip dari Reuters, Kamis (30/11/2023).
Seorang pejabat di Kementerian Pertahanan (Kemhan) Jepang sebelumnya mengatakan, Pasukan Bela Diri akan menghentikan pengoperasian pesawat angkut militer tersebut sampai penyebab kecelakaan diketahui pasti. Jepang mengoperasikan beberapa unit V-22 Osprey.
Juru bicara militer AS di Jepang menolak untuk mengomentari permintaan parlemen tersebut.
Sementara itu Duta Besar AS untuk Jepang Rahm Emanuel mengatakan, pihaknya masih fokus mencari korban yang hilang.
"Fokus kami adalah melanjutkan operasi pencarian dan penyelamatan dan kami berdoa agar mereka kembali dengan selamat," ujar Emanuel, dalam posting-an di X.
Osprey diproduksi bersama oleh Boeing dan Bell Helicopter. Pesawat ini memiliki kemampuan unik dengan baling-baling dan sayap tetapnya, yakni bisa mendarat secara vertikal.