Pada Februari 2018, tentara dan polisi Mesir melancarkan operasi nasional terhadap gerilyawan, terutama berfokus pada Provinsi Sinai Utara.
Menurut angka terbaru, lebih dari 830 tersangka gerilyawan tewas di kawasan itu. Sekitar 60 personel keamanan juga tewas.
Mesir menjadi pendukung kuat orang kuat Libya, Khalifa Haftar, di negara tetangga Libya.
Pasukan Haftar melakukan serangan ofensif berbulan-bulan untuk merebut ibu kota Tripoli dari pemerintah persatuan yang diakui PBB.
Haftar meninggalkan pembicaraan di Moskow pada Selasa (14/1/2020), tanpa menandatangani perjanjian damai yang bertujuan mengakhiri sembilan bulan pertempuran dengan pemerintah persatuan.