WASHINGTON DC, iNews.id - Pemerintah Amerika Serikat menyetujui penjualan senjata baru ke Israel, termasuk ribuan bom berkekuatan besar, pada hari yang sama ketika militer zionis membantai tujuh pekerja bantuan World Central Kitchen (WCK). Hal itu terungkap lewat laporan The Washington Post, pada Kamis (4/4/2024), dengab mengutip tiga pejabat AS.
Menurut laporan tersebut, Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi persetujuan penjualan senjata itu. Namun, mereka mencatat bahwa keputusan itu terjadi sebelum pasukan zionis melancarkan serangan terhadap para relawan WCK.
Laporan mengenai transaksi penjualan senjata itu seakan-akan bertolak belakang dengan pernyataan emosional Presiden AS Joe Biden yang mengaku "marah dan patah hati" atas tragedi pembantaian tujuh relawan WCK.
Pekan lalu, The Washington Post melaporkan, Pemerintah Amerika Serikat menyetujui penjualan lebih dari 1.800 bom MK84 seberat hampir 1 ton dan 500 bom MK82 seberat 227 kg kepada Israel. Langkah itu diambil AS meski jumlah korban tewas di kalangan warga sipil Palestina di Gaza terus meningkat akibat penggunsan senjata mematikan oleh zionis.
Amerika Serikat terus menyangkal bahwa Israel telah melanggar norma-norma hukum kemanusiaan internasional selama melancarkan operasi militernya di Gaza. Washington DC juga menolak membatasi pasokan senjata ke sekutu terdekatnya di kawasan Timur Tengah itu.
Pada Senin (1/4/2024) lalu, serangan Israel di Gaza Tengah menewaskan tujuh karyawan WCK dari Australia, Polandia, Inggris, dan Palestina, serta warga negara ganda AS dan Kanada. LSM tersebut menyatakan, konvoi kendaraannya telah mengoordinasikan pergerakannya dengan militer Israel, namun malah jadi sasaran pengeboman zionis. Organisasi nirlaba itu pun terpaksa menghentikan operasinya di Jalur Gaza pascainsiden tragis tersebut.