WASHINGTON, iNews.id - Joe Biden menegaskan sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata, presiden Amerika Serikat (AS) bisa saja membawa dokumen rahasia dan sensitif ke rumah. Tingkat kesensitivitasannya bergantung pada sifat dokumen serta keamanan.
Pernyataannya itu disampaikan menanggapi penggeledahan yang dilakukan agen FBI ke rumah Donald Trump di Mar-a-Lago, Florida. Trump dituduh menyimpan dokumen rahasia pemerintah meskipun tak menjabat lagi.
Jika presiden memiliki tempat aman di kediamannya sehingga dokumen tak akan jatuh ke pihak lain, maka hal itu diperbolehkan.
"Bergantung pada situasinya. Misalnya, saya punya ruang kabin di rumah yang benar-benar aman. Hari ini saya membawa pulang (Pengarahan Harian Presiden), terkunci. Ada orang bersama saya, militer bersama saya. Saya membacanya, saya menguncinya kembali, dan memberikannya kepada militer," ujarnya.
Protokol untuk menangani informasi sensitif, tegas dia, bergantung pada jenis dokumen serta keamanan ruang penyimpanannya.
Pada Jumat kemarin, pengadilan AS merilis dokumen yang menjelaskan soal penyelidikan FBI soal penggerebekan dan penyitaan dokumen berlabel "sangat rahasia" di kediaman Trump.
Trump membantah menyimpan materi rahasia secara ilegal di kediamannya serta mengecam keras penggerebekan itu. Presiden ke-45 AS itu menyebut penggeledahan tersebut sebagai serangan sistem peradilan AS terhadapnya.