SEOUL, iNews.id - Jumlah pembelot Korea Utara (Korut) yang melarikan diri ke Korea Selatan (Korsel) menurun sejak Kim Jong Un berkuasa tujuh tahun lalu. Hal itu diungkapkan seorang anggota parlemen Korsel, Park Byeong Seug.
Mengutip data Kementerian Unifikasi Korsel, Park menyebut jumlah pembelot menyusut dari 2.706 orang pada 2011, menjadi 1.127 orang pada 2017.
Park mengatakan, faktor-faktor utama yang menyebabkan penurunan jumlah pembelot ini antara lain ketatnya pengawasan di perbatasan Korut dan China, serta tingginya biaya yang dikenakan oleh para pelaku perdagangan manusia.
Korut sendiri tidak menanggapi data yang dikemukakan di atas.
Mayoritas dari para pembelot Korut itu akhirnya ditawarkan kewarganegaraan oleh Korsel. Korsel menyatakan, lebih dari 30.000 warga Korut melintasi perbatasan secara ilegal sejak akhir Perang Korea pada 1953.
Sebagian besar melarikan diri melalui China, yang memiliki perbatasan terpanjang dengan Korut; dan lebih mudah untuk dilewati dibanding melalui Zona Demiliterisasi (DMZ) yang diawasi ketat oleh kedua negara Korea tersebut.