China menganggap para pembelot sebagai migran ilegal, bukan pengungsi dan kerap memulangkan mereka secara paksa.
Hubungan antara Korut dan Korsel, yang secara teknis masih berperang, meruncing dalam beberapa bulan terakhir.
Pada 18 September, pemimpin kedua Korea bertemu di Pyongyang untuk melakukan pembicaraan yang terpusat pada negosiasi denuklirisasi yang mandek.
Pertemuan ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Kim Jong Un bertemu di Singapura pada Juni lalu. Saat itu mereka sepakat bekerja sama menciptakan semenanjung Korea yang bebas nuklir.
Namun pada Sabtu (29/9/2018), Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho menyalahkan sanksi AS. Menurutnya, sanksi yang tetap dijatuhkan AS atas Korut menyebabkan tidak ada kemajuan dalam kesepakatan.
"Tanpa kepercayaan di AS, tidak akan ada kepercayaan dalam keamanan nasional kita dan dalam keadaan seperti itu, tak ada cara lain, kami akan melucuti diri kita terlebih dahulu," kata Ri, dalam pidatonya di Sidang Umum PBB.