Sejak kudeta 1 Februari, militer menghadapi demonstrasi serta aksi mogok yang melumpuhkan sektor publik dan swasta. Bukan hanya itu perlawanan bersenjata oleh etnis minoritas di perbatasan semakin menjadi. Militer telah menetapkan mereka sebagai teroris.
"Saat ini, seluruh negara stabil kecuali beberapa serangan teroris," ujarnya.
Kelompok hak sipil Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik menuduh militer temah membunuh 939 orang sejak kudeta dan menangkap sedikitnya 6.990 orang yang dituduh menentang.
Namun militer mengklaim jumlah pengunjuk rasa yang tewas jauh lebih rendah sementara ada pula anggota militer juga tewas dalam kekerasan. Mereka menilai pengerahan pasukan untuk menangani demonstran sudah memenuhi hukum internasional terkait ancaman keamanan nasional.