Dia mengatakan, India belum pernah melihat kawanan belalang dalam skala sebesar ini sejak 1993. Kini, jumlah serangga yang berkembang biak dengan cepat itu dapat tumbuh sangat besar, sebelum cuaca lebih kering menghambat penyebaran mereka.
Gurjar mengungkapkan, suhu yang lebih tinggi dari normal tahun ini telah membantu belalang menyebar lebih cepat dan jika tidak dikendalikan, mereka dapat memengaruhi pasokan pangan India.
Para petani pun telah melakukan berbagai cara untuk mengusir belalang-belalang itu. Namun, tak sedikit dari mereka yang pada akhirnya hanya mampu menonton situasi itu dengan penuh frustrasi.
“Serangga-serangga ini membuat kami tidak bisa tidur. Kami lebih khawatir tentang mereka daripada virus corona,” kata seorang petani bernama Mandeep Singh, yang menghabiskan waktu berjam-jam dalam setiap hari hanya untuk mengusir gerombolan serangga hama itu dari kebun kapasnya di Punjab.
Para ahli memperingatkan, pemerintah harus menghentikan belalang-belalang itu berkembang biak sebelum masuknya musim hujan di India. Ini penting untuk memastikan bahwa hama itu tidak melahap habis tanaman selama musim kemarau dan memperburuk krisis agraria yang sudah meluas yang melanda India sejak karantina (lockdown) diberlakukan di seluruh negeri pada akhir Maret lalu.
Serangan belalang telah membuat padang rumput dan tanaman di Afrika hancur. Pada bulan Februari tahun ini, Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) telah memperingatkan tentang serangan belalang yang dapat membahayakan lahan pertanian di Asia Barat Daya, termasuk India Barat.
Para ahli mengatakan, gerombolan belalang yang kini menyerang India berasal dari kawasan Tanduk Afrika (Somalia) dan memiliki siklus kembang biak yang lain di negara tetangga India, yaitu Pakistan.