Kerugian Amerika Serikat
Sementara itu selama 20 tahun bercokol, AS menghabiskan dana sangat besar untuk mendukung pemerintahan Afghanistan dalam melawan Taliban. Brown University memperkirakan total pengeluaran AS mencapai 2,26 triliun dolar AS atau sekitar Rp32.144 triliun.
Perang berkepanjangan juga merenggut sedikitnya 2.500 nyawa tentara AS dan hampir 4.000 kontraktor sipil. Selain itu, sekitar 69.000 polisi militer Afghanistan serta 47.000 warga sipil tewas, ditambah 51.000 pejuang oposisi.
Perjanjian Doha, Qatar, melibatkan Taliban dan AS, merupakan salah satu cikal bakal penarikan seluruh pasukan Negeri Paman Sam. Salah satu hasil kesepakatannya AS menarik pasukan secara bertahap hingga paling lambat pada 31 Agustus 2021. Sementara itu Taliban wajib memastikan keamanan di Afghanistan.
Krisis Ekonomi dan Kemanusiaan
Dengan runtuhnya pemerintah Afghanistan, keselamatan warga sipil Afghanistan dan pengungsi kini menjadi sorotan.
Kini, setelah pemerintahan jatuh ke Taliban, Afghanistan menghadapi krisis kemanusiaan dan ekonomi yang sangat parah. Ini disebabkan lembaga donor internasional menahan bantuan. Kondisi diperparah lagi dengan pembekuan aset milik Afghanistan dalam bentuk mata uang asing, investasi, dan emas senilai hampir 10 miliar dolar AS atau Rp140 triliun.
Permintaan dari Taliban agar AS segera mencairkan aset itu tak dipenuhi dengan alasan kelompok itu belum memenuhi permintaan soal jaminan bagi hak-hak perempuan dan minoritas, serta lebih inklusif.
Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi menyampaikan surat terbuka kepada DPR AS bahwa tantangan terbesar yang dihadapi Afghanistan adalah ketidakamanan keuangan.