Sebagian besar korban tak bisa bertahan akibat sesak napas. Selain itu para korban telat mendapat resusitasi kardiopulmoner serta pertolongan pertama lainnya. Kondisi diperparah karena jumlah petugas medis yang tiba di lokasi tak cukup untuk melayani semua korban.
Beberapa spekulasi muncul sebagai pemicu tragedi yakni adanya rumor bahwa di tempat ada seorang artis yang mengisi acara. Spekulasi lain adalah beberapa orang di kerumunan berteriak "mundur, mundur" untuk menyisakan ruang. Namun orang lain salah mengartikan dengan "dorong, dorong" sehingga sebagian justru merangsek ke depan.
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol, pada 7 November atau 9 hari pascatragedi meminta maaf. Dia berjanji akan meminta pertanggungjawaban pihak-pihak terlibat, termasuk pejabat pemerintah.
"Saya tidak berani membandingkan diri saya dengan para orang tua yang kehilangan putra dan putri mereka, tapi sebagai Presiden yang seharusnya melindungi nyawa dan keselamatan warga, saya sedih. Saya menyesal dan meminta maaf kepada keluarga yang berduka dan menderita atas tragedi yang tak terucapkan ini serta kepada orang lain yang juga merasakan kepedihan dan kesedihan," katanya, saat itu.
Yoon juga berjanji merombak sistem manajemen keselamatan nasional bercermin dari tragedi Itaewon.
Kepolisian Korsel menghadapi kritik serta kecaman publik karena dianggap lalai, gagal mengantisipasi dampak perayaan Halloween di Itaewon yang dipenuhi sekitar 100.000 orang. Diketahui saat perayaan itu hanya ada 137 personel yang dikerahkan ke lokasi.