PHNOM PENH, iNews.id - Wakil Perdana Menteri Kamboja Sun Chanthol mengungkapkan rasa lega sekaligus terima kasih kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas kebijakan tarif impor yang "masih bisa ditoleransi" oleh negaranya.
Dalam negosiasi tarif yang disebutnya berlangsung dengan iktikad baik, Chanthol secara jujur menyatakan Kamboja hanya mampu membeli 10 pesawat Boeing sebagai imbal balik untuk AS.
Kamboja setuju untuk membeli 10 pesawat Boeing 737 Max 8 untuk maskapai pelat merah Air Cambodia, dengan opsi untuk membeli 10 pesawat lagi.
"Kami tidak memiliki daya beli yang besar dibandingkan negara lain. Pendekatan kami adalah meletakkan semuanya di atas meja, bernegosiasi dengan iktikad baik, memastikan kedua negara akan mendapat manfaat dari kesepakatan perdagangan ini," ujarnya, kepada Reuters.
Chanthol menjelaskan, tarif awal sebesar 49 persen akan membuat industri garmen dan sepatu Kamboja kolaps. Setelah negosiasi, tarif diturunkan ke angka 36 persen dan akhirnya disepakati di angka 19 persen yang menurutnya cukup kompetitif dibandingkan negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Indonesia.
"Selisih 16 persen itu besar sekali. Produsen bisa kabur ke negara lain. Tapi dengan selisih 5 persen, kami masih bisa hidup,” katanya.