BANGKOK, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan tarif masuk 19 persen kepada Thailand dan Kamboja, beberapa hari setelah kedua negara menyepakti gencatan senjata setelah konflik yang berlangsung 4 hari.
Thailand menyambut baik tarif perdagangan 19 persen yang diberlakukan Trump sebagai keberhasilan besar. Pasalnya, Thailand sebelumnya dikenakan tarif 36 persen.
Negari Gajah Putih melakukan negosiasi yang melelahkan dengan AS selama beberapa pekan guna mendapat pengurangan tarif dari awalnya 36 persen.
"Kesepakatan yang telah difinalisasi ini, menetapkan tarif impor AS sebesar 19 persen, menandai keberhasilan besar bagi Thailand," kata juru bicara pemerintah Thailand, Jirayu Huangsab, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (1/8/2025).
Menurut dia, besaran tarif tersebut merupakan pendekatan saling menguntungkan bertujuan untuk menjaga basis ekspor Thailand dan stabilitas ekonomi jangka panjang.
Defisit perdagangan AS dengan Thailand mencapai 45,6 miliar dolar AS pada 2024, naik 11,7 persen dibandiingkan tahun sebelumnya.
Tarif 19% untuk Kamboja
Trump juga memberlakukan besaran tarif yang sama kepada Kamboja. Wakil Perdana Menteri Kamboja Sun Chanthol mengatakan, tarif 19 persen bisa mencegah negaranya dari keruntuhan industri sektor garmen dan alas kaki yang sangat vital.
Juru runding tarif ulung tersebut berterima kasih kepada Trump atas pengertiannya dalam negosiasi, sehingga Kamboja mendapat pengurangan tarif masuk dari 49, 36, kemudian turun lagi menjadi 19 persen.