MANILA, iNews.id - Kardinal Filipina Luis Antonio Tagle terganjal tuduhan miring menjelang konklaf atau pemilihan paus yang baru, menggantikan Mendiang Fransiskus, pada 7 Mei besok.
Kelompok pengawas BishopAccountability.org pada 2 Mei lalu memperingatkan, Tagle serta Kardinal Pietro Parolin asal Italia, dianggap gagal dalam melindungi anak-anak di lingkungan gereja Katolik masing-masing. Tuduhan tersebut merujuk pada kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak yang dilakukan pastor di Filipina dan Italia.
Kedua kardinal tersebut merupakan calon kuat pengganti Mendiang Paus Fransiskus dalam konklaf.
Konferensi Keuskupan Katolik Filipina (CBCP), dalam pernyataan langka di Facebook, Sabtu (3/5/2025), menjelaskan penanganan tuduhan pelanggaran oleh pastor merupakan tanggung jawab uskup diosesan atau kepala biara masing-masing, bukan Kardinal Tagle.
“Sejak pengangkatannya ke posisi penuh waktu di Kuria Roma, Kardinal Tagle tidak lagi memegang otoritas langsung atas keuskupan mana pun di Filipina,” bunyi pernyataan, seperti dikutip dari AFP, Selasa (6/5/2025).
Anne Barrett Doyle, salah satu direktur BishopAccountability, menjelaskan, pedoman dalam penanganan kasus pelecehan seksual belum dipublikasikan di laman web keuskupan agung Manila atau konferensi para uskup Filipina.
"Kalau Kardinal Tagle, bahkan tidak bisa membuat rekan-rekan uskup dari negara asal menerbitkan pedoman, apa yang bisa kita harapkan darinya sebagai paus gereja global?" kata Doyle, dalam pernyataan.