BERLIN, iNews.id – Kanselir Jerman Olaf Scholz mengaku merasa lega karena kelompok sayap kanan National Rally (NR) pimpinan Marine Le Pen gagal memenangkan pemilu Prancis. Dia pun menekankan bahwa Berlin harus dapat terus bekerja sama dengan Paris untuk memajukan Uni Eropa.
Dalam berbagai jajak pendapat sebelumnya, NR diprediksi menduduki posisi puncak pemilu dan diprediksi mengendalikan pemerintahan Prancis. Namun, hasil putaran kedua pemilu pada Minggu (7/7/2024) kemarin berkata lain. Kompetisi demokrasi tersebut malah membuat parlemen menjadi menggantung.
Aliansi sayap kiri Front Populer Baru (NPF) secara tak terduga merebut posisi teratas, meski tidak ada satu pun partai atau koalisi yang meraih mayoritas mutlak. Hasil tersebut bakal mendorong para pihak mengadakan negosiasi yang rumit untuk membentuk pemerintahan.
Jerman dan Prancis adalah dua negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Uni Eropa. Secara tradisional, mereka mendukung pengambilan keputusan bersama-sama di blok yang terdiri dari 27 negara anggota.
“Ini akan menjadi tantangan besar jika presiden Prancis harus berkoalisi dengan partai populis sayap kanan (NR),” kata Scholz, seorang politikus Partai Sosial Demokrat Jerman yang berhaluan kiri-tengah, kepada wartawan, Senin (8/7/2024).