CANBERRA, iNews.id - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese memberikan sinyal kuat bahwa pemerintahannya tengah menuju pada perubahan sikap bersejarah terkait pengakuan terhadap negara Palestina. Meski belum menentukan tanggal pasti, Albanese menyebut pengakuan tersebut tinggal menunggu "waktu dan cara" yang tepat.
“Itu hanya masalah waktu dan cara,” kata Albanese, dalam pernyataan yang dikutip dari ABC News, Selasa (5/8/2025).
Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya tekanan di dalam negeri, menyusul aksi solidaritas besar-besaran untuk Palestina di Sydney Harbor Bridge. Demonstrasi yang diikuti puluhan hingga ratusan ribu orang, termasuk tokoh publik seperti pendiri Wikileaks Julian Assange, menjadi momentum politik yang semakin memperkuat desakan terhadap pemerintah Australia untuk mengakui negara Palestina.
Tak Takut Ancaman Trump
Sikap Australia itu juga berhadapan langsung dengan tekanan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang diketahui menentang keras pengakuan negara Palestina oleh sekutu-sekutu Barat. Namun Albanese menegaskan bahwa Australia adalah negara berdaulat dan tidak akan tunduk pada tekanan asing.
"Kita adalah negara berdaulat. Australia membuat keputusannya sebagai negara berdaulat," tegas Albanese.
Pernyataan tersebut menjadi respons langsung terhadap ancaman Trump, yang sebelumnya diketahui meningkatkan tarif masuk bagi Kanada sebagai bentuk hukuman atas pengakuan negara Palestina oleh Ottawa.