Charlie Hebdo pada Selasa (27/10/2020) malam menerbitkan kartun, orang nomor 1 Turki itu mengenakan kaus dan celana dalam sambil memegang bir serta membuka rok perempuan berjilbab.
Penerbitan kartun tersebut memicu kemarahan Turki. Juru bicara kepresidenan Turki Fahrettin Altun dengan tegas menyebut tindakan tersebut sebagai upaya menyebarluaskan kebencian.
"Charlie Hebdo baru saja menerbitkan serangkaian yang disebut kartun tercela yang konon adalah presiden kami. Kami mengutuk upaya paling menjijikkan dari penerbitan ini, untuk menyebarkan rasisme dan kebencian budaya," kata Altun.