LONDON, iNews.id - Anna Chapman (36), seorang mantan mata-mata Rusia yang ditukar dalam pertukaran mata-mata era Perang Dingin dengan Sergei Skripal (66), menyebut Skripal merupakan seorang pengkhianat.
Skripal dulunya memang menjadi agen ganda dan membocorkan rahasia Rusia kepada Inggris.
Mantan agen intelijen berparas cantik ini mengecam tanggapan Inggris terhadap serangan zat kimia yang menyebabkan Skripal dan putrinya, Yulia Skripal, dalam kondisi kritis.
"Seperti biasa, Rusia bersalah karena sebuah standar, meski faktanya si pengkhianat Skripal diampuni oleh Presiden dan dibebaskan," kata Chapman melalui Instagram-nya, seperti diberitakan Independent, Minggu (11/3/2018).
"Saat menyelidiki pembunuhan, masalah pertama adalah motif kejahatan. Siapa yang diuntungkan dari itu? Bagaimanapun, Rusia jelas tidak tertarik dengan skandal tersebut. Apakah Barat memerlukan bukti untuk menyalahkan Rusia?" tulisnya lagi.
Perempuan yang kini berprofesi sebagai presenter dan model itu menikahi seorang psikolog peserta pelatihan Inggris. Dia diduga merupakan bagian dari lingkaran mata-mata Rusia di Amerika Serikat (AS) yang dikenal sebagai 'Program Illegal'.
Chapman mengaku bersalah melakukan persekongkolan untuk bertindak sebagai agen yang tidak sah dari pemerintah asing dan termasuk satu di antara 10 agen 'sleeper' yang kembali ke Rusia pada 2010. Sleeper agent menandakan dia merupakan mata-mata aktif.
Mereka ditukar dengan empat agen ganda lain, termasuk Skripal, yang diberi perlindungan di Inggris karena menjadi MI6 selama dia menjadi agen intelijen militer GRU Rusia.
Skripal dan putrinya, Yulia (33), ditemukan tak sadarkan diri di bangku di pusat Kota Salisbury setelah terpapar zat kimia pada Minggu 4 Maret.
Mereka dalam perawatan intensif dan dalam kondisi kritis. Kecurigaan atas kasus Skripal ini beralih ke pemerintah Rusia, yang sempat memenjarakan Skripal karena pengkhianatan pada 2006.
Sumber keamanan Inggris mengatakan, Skripal bukan lagi aset MI6 yang aktif, namun mungkin dia menjadi target karena menjadi pekerja lepas untuk perusahaan intelijen swasta yang dijalankan oleh mantan mata-mata.
Polisi juga menyelidiki adanya kemungkinan bahwa dia diracuni dengan zat kimia di rumahnya di Salisbury melalui sebuah paket tidak dikenal yang dia buka di depan putrinya.
Tak hanya itu, polisi juga menyelidiki penyebab kematian istri Skrial pada 2012, serta anak laki-lakinya yang meninggal tahun lalu. Anak laki-lai Skripal awalnya dianggap meninggal karena penyebab alami.
Saat ini polisi memeriksa lebih dari 240 saksi dan menemukan setidaknya 200 bukti.
Pemerintah Rusia dengan keras membantah keterlibatannya dalam serangan tersebut.