Sementara itu aliansi sayap kiri yang dipimpin New Popular Front (NFP) menegaskan ingin segera memerintah. Kelompok ini memperjuangkan pembatasan harga kebutuhan harian, termasuk makanan dan bahan bakar, menaikkan upah minimum menjadi 1.600 euro per bulan, menaikkan upah bagi pekerja sektor publik, serta mengenakan pajak kekayaan.
“Keinginan rakyat harus dihormati dengan ketat, presiden harus mengundang New Popular Front untuk memerintah,” kata pemimpin sayap kiri, Jean-Luc Melenchon.
Lepas dari itu, kelompok sayap kiri menumpahkan rasa puasnya atas hasil pemilu yang terduga ini. Pelukan, teriakan kegembiraan, dan air mata bercampur aduk saat pertemuan sayap kiri di Paris begitu proyeksi pemungutan suara diumumkan. Alun-Alun Republique di pusat Kota Paris dipadati para pendukung. Mereka memainkan drum, menyalakan suar, serta meneriakkan, "Kita menang! Kita menang!"
"Saya lega. Sebagai seorang Prancis-Maroko, seorang dokter, seorang aktivis ekologi, apa yang diusulkan kelompok sayap kanan untuk dipraktikkan sebagai sebuah pemerintahan adalah kegilaan," kata Hafsah Hachad (34), pendukung sayap kiri.
Hasil polling sebelum pemilu, perolehan suara aliansi sayap kiri, terdiri atas Partai Hijau dan Sosialis, jauh dari mayoritas absolut yakni dengan 289 kursi dari total 577 yang diperebutkan. Sementara itu lembaga-lembaga pemungutan suara memperkirakan sayap kiri akan memperoleh 184-198 kursi, aliansi tengah di bawah Macron 160-169, sedangkan sayap kanan, NR dan sekutunya memperoleh 135-143 kursi.