Kekerasan Seksual Penyebab Utama Muslim Rohingya Tak Ingin Kembali ke Myanmar

Nathania Riris Michico
Seorang gadis pengungsi Rohingya mengumpulkan air hujan di sebuah kamp sementara di Cox's Bazar, Bangladesh, 17 September 2017. (FOTO: Reuters / Mohammad Ponir Hossain)

NEW YORK, iNews.id - Kekerasan seksual oleh militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya sama dengan kejahatan perang. Hal itu diungkap dalam laporan PBB, yang juga menyebut bahwa saat ini, tidak menguntungkan bagi para pengungsi untuk kembali ke negara itu.

"Tentara secara rutin dan sistematis melakukan pemerkosaan, pemerkosaan geng, dan kekerasan seksual lainnya serta tindakan kekerasan terhadap perempuan, anak perempuan, anak lelaki, laki-laki,dan waria yang secara terang-terangan melanggar hukum hak asasi manusia internasional," demikian pernyataan Misi Pencari Fakta PBB di Myanmar, seperti dilaporkan AFP, Jumat (23/8/2019).

"Militer harus berhenti menggunakan kekerasan berbasis seksual dan gender untuk meneror dan menghukum etnis minoritas."

"Banyak dari tindakan ini merupakan kejahatan menurut hukum internasional, termasuk kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan tindakan genosida," lanjut pernyataan misi itu.

Lebih dari 700.000 Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh sejak militer Myanmar melancarkan pembantaian terhadap kelompok minoritas itu pada Agustus 2017.

Editor : Nathania Riris Michico
Artikel Terkait
Internasional
1 tahun lalu

Tanah Longsor Hantam Kamp Pengungsi Rohingya, 9 Orang Tewas

Nasional
2 tahun lalu

Jokowi Akan Bahas Nasib Pengungsi Rohingya dengan Pemimpin Negara Lain di Jepang

Nasional
2 tahun lalu

Gen Z Tanya Penanganan Pengungsi Rohingya, Begini Jawaban Ganjar

Nasional
2 tahun lalu

Soal Pengungsi Rohingya, Komnas HAM Nilai Korban Konflik Berhak Dapat Perlindungan

Nasional
2 tahun lalu

Menkumham Ungkap Pengungsi Rohingya Korban Mafia: Diiming-imingi Kehidupan Layak

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal