MOSKOW, iNews.id – Surplus perdagangan barang luar negeri Rusia pada periode Januari-Mei tahun ini meningkat sebesar 17,6 persen yoy. Nilai totalnya mencapai Rp923 triliun dengan ukuran kurs hari ini.
“Surplus perdagangan barang luar negeri meningkat menjadi 56 miliar dolar AS (Rp923 triliun) dibandingkan 47,6 miliar dolar AS pada Januari-Mei 2023, karena penurunan impor yang lebih signifikan dibandingkan ekspor,” ungkap Bank Sentral Rusia saat merilis perkiraannya pada Jumat (14/6/2024).
Selain itu, surplus transaksi berjalan Rusia berjumlah 38,1 miliar dolar AS (Rp628 triliun) pada Januari-Mei 2024. Peningkatannya hampir mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan 21 miliar dolar AS pada periode yang sama tahun lalu.
Sejak Rusia melancarkan agresi militer ke Ukraina pada Februari 2022, Moskow telah dijatuhi sanksi ekonomi secara bertubi-tubi oleh Barat. Amerika Serikat dan para sekutunya berharap beragam sanksi tersebut dapat mengurangi kemampuan Rusia dalam mendanai perangnya di Ukraina.
Akan tetapi, Rusia sampai sejauh ini tampaknya dapat mengatasi persolan tersebut dan masih melanjutkan operasi militer di negeri tetangga satu rumpunnya itu. Kremlin beberapa kali mengatakan bahwa sanksi Barat tidak akan melemahkan Rusia, karena Moskow dapat beradaptasi dengan itu.
Negara-negara Uni Eropa berencana untuk menyetujui paket sanksi ke-14 terhadap Rusia pada Juli. Hal itu terungkap lewat laporan EUobsever dengan mengutip rancangan dokumen terkait, bulan lalu.
Dikatakan bahwa paket tersebut akan menargetkan 52 perusahaan lagi dari Rusia dan negara-negara lain yang dicurigai mengirimkan barang-barang terlarang ke Moskow. Barang terlarang itu secara khusus mencakup komponen drone.